24 Juni 2012

Fantastic Mural at Shibuya Station


Fantastic Mural at Shibuya Station showing the various buildings and Route 246

There are many statues and art work displays at the stations in Japan. This mural is located in the walkway underneath Meiji dori heading out from the new subway line.

14 Juni 2012

Lomba Nyanyi Indonesia-Jepang (Kegiatan Budaya Kedubes Jepang Tahun 2012)

Kali ini, Kedutaan Besar Jepang di Jakarta akan menyelenggarakan Lomba Menyanyi sebagai pertukaran budaya Indonesia – Jepang melalui lagu. Final Lomba Menyanyi ini akan dipertunjukkan di panggung utama, pada saat acara penutupan acara Jakarta Japan Matsuri ke-4 di Monas. Untuk itu, kami membuka pendaftaran bagi para calon peserta, baik orang Indonesia maupun orang Jepang, dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Tujuan
○ Menyediakan wadah persahabatan bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat Jepang yang tinggal di Indonesia dan memberikan kesempatan bagi pertukaran budaya.
○ Melalui perkenalan lagu masing-masing negara yang dibawakan oleh masyarakat kedua negara maka akan berkontribusi bagi promosi pemahaman kedua negara dan peningkatan hubungan persahabatan.

2. Panitia pelaksana
Organize : Kedutaan Besar Jepang
Co-organize : KAJI (Komunitas Alumni Jepang di Indonesia)

3.Jadwal penyelenggaraan
○ Pendaftaran peserta : 11 - 29 Juni 2012
○ Seleksi ke-1: seleksi dokumen
○ Pengumuman hasil seleksi ke-1: Rabu, 11 Juli 2012
○ Seleksi ke-2: seleksi suara dan wawancara, Sabtu 14 Juli 2012 (TENTATIVE)
○ Pengumuman bagi peserta yang lulus seleksi ke-2: Jumat, 27 Juli 2012
○ Final : Minggu 30 September 2012
Diselenggarakan di Panggung Utama Acara Closing Event Jakarta Japan Matsuri

4. Syarat dan ketentuan peserta
○ Usia : 15 tahun ke atas (SMA ke atas)
○ Kategori : Amatir (belum pernah mengikuti atau menjadi juara pada perlombaan menyanyi)
○ Pemilihan lagu : Dengan mempertimbangkan bahwa acara ini adalah kegiatan pertukaran Indonesia-Jepang, maka peserta Jepang disyaratkan membawakan lagu Indonesia sementara peserta Indonesia disyaratkan membawakan lagu Jepang.

5. Pendaftaran (TOLONG DIPERHATIKAN)
Kirimkan data-data di bawah ini kepada penanggung jawab melalui email: nyanyiyuk.jjm@gmail.com
1) Subject
Calon peserta diharap mendaftarkan diri melalui e-mail dengan menuliskan: Pendaftaran “Nyanyi Yuk!” sebagai judul subject
2) Data Calon Peserta
(1) Nama
(2) Alamat
(3) Usia
(4) No. telepon
(5) Pekerjaan
(6) Judul lagu dan nama penyanyi yang mempopulerkan lagu yang akan dibawakan pada lomba
(7) Alasan pemilihan lagu tersebut
(8) Tuliskan kenangan Anda terkait hubungan persahabatan Indonesia – Jepang selama ini, yang terdiri dari 200 kata bagi orang Jepang; 100 kata bagi orang Indonesia.

(PERHATIAN)
* Untuk peserta grup, seluruh anggota diwajibkan mengisi nomor (1), (3), (5)
* Total anggota dalam 1 peserta grup maksimal 3 orang
* Dari seluruh pendaftar akan dipilih 30-40 peserta untuk mengikuti seleksi ke-1
* Hanya peserta yang lulus seleksi ke-1 saja yang akan menerima pengumuman hasil seleksi pada tanggal 11 Juli 2012.
* Hanya peserta yang mengisi data secara lengkap yang dapat mengikuti seleksi ke-1

6. Pertanyaan
Para peserta yang ingin mengajukan pertanyaan dapat mengajukannya melalui alamat e-mail. Tim penyelenggara Lomba Nyanyi ini tidak dapat menjawab terhadap pertanyaan tentang hasil seleksi sebelum waktu pengumuman yang telah ditentukan.

Tim penyelenggara Lomba Nyanyi Indonesia – Jepang “Nyanyi Yuk!”
nyanyiyuk.jjm@gmail.com

Sumber : http://www.id.emb-japan.go.jp/nyanyi_yuk.html

12 Juni 2012

Ohanami "お花見"



Suasana Ohanami "お花見" atau melihat bunga sakura di Yokohama, Jepang..

Orang Jepang sangat menyukai bunga sakura, karena itu mereka biasa berkumpul bersama para sanak saudara, kerabat dan rekan-rekan untuk melihat bunga sakura yang tengah bermekaran...
Di bawah indahnya bunga sakura yang tengah bermekaran, mereka biasa menikmati bekal, bercanda tawa, hingga berkaraoke bersama...

Indahnya bunga sakura dan suasana kebersamaan yang hangat, merupakan moment yang begitu luar biasa..

‎10 Kata Dalam Bahasa Jepang Untuk Keadaan Darurat

‎10 Kata Dalam Bahasa Jepang Untuk Keadaan Darurat

Berikut 10 kata yang harus diingat dalam keadaan darurat...

1. トイレ (toire) = Toilet. Ini adalah kata yang paling mungkin kamu gunakan setiap hari. Semua orang harus ke toilet kan? Kalo kamu udah gak tahan lagi, sebut aja kata ini.

2. 手洗い (tearai) = Kamar mandi. Sama seperti toilet, cuma kata yang ini lebih menyeluruh. Toiletnya lebih lengkap

3. 助けて (tasukete) = Tolong! Teriakan kata ini kalo kamu bener-bener butuh pertolongan.

4. わかりません (wakarimasen) = Saya tidak mengerti. Kalo ada orang Jepang yang ngomong ke kamu dan kamunya gak ngerti dia ngomong apa, katakan saja kata ini.

5. やめて (yamete) = Hentikan! Kalo kamu ketemu preman setempat (yakuza mungkin?) dan dia mengganggu kamu, teriak aja pake kata ini. Mungkin dia akan berhenti ganggu kamu. Mungkin....

6. 英語 (eigo) = Inggris. Kalo kamu kebetulan bisa bahasa Inggris, kata ini yang harus kamu ucapkan. Kalo orang Jepang-nya juga bisa bahasa Inggris, selamat deh.

7. 警察 (keisatsu) = Polisi. Jika sesuatu yang buruk terjadi, dia adalah orang yang ingin kamu temui.

8. 危ない (abunai) = Bahaya! Jika seseorang berteriak kata ini ke kamu, sebaiknya kamu perhatikan langkahmu.

9. 危険 (kiken) = Berbahaya! Ini adalah kata lainnya abunai. Kamu bisa melihat kata ini di tanda-tanda peringatan.

10. チカン (chikan da!) = Tukang raba! Kata ini khusus untuk para wanita.





source: J-Forum

05 Juni 2012

Rahasia Sukses Orang Jepang


Negara Jepang terkenal dengan negara yang maju dan tak kalah dari negara adi daya yang lainnya. Meskipun Jepang memiliki sumber daya alam yang rendah, tetapi Jepang mempunyai sumber daya manusia yang berkuatitas dan tidak sedikit orang-orang disana menjadi orang yang sukses. Nah kali ini kita akan bahas mengenai rahasia di balik suksesnya orang-orang jepang. douzo~

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

sumber : arisfourtofour blogspot

Sopan Santun #2

MANGKUK & CAWAN
Selain untuk hidangan berkuah yang disajikan perorangan seperti miso soup, mangkuk juga digunakan untuk nasi hangat yang selalu tersaji dan diletakkan di sebelah kanan. Tata cara penggunaan mangkuk dan sikap tubuh seseorang saat menyantap hidangan yang disajikan dalam mangkuk atau cawan dapat dibedakan menurut jenis makanan dan minumannya.


NASI
Bagi orang Jepang, nasi selalu disajikan dalam mangkuk tertutup atau terbuka. Saat menyantapnya pegang mangkuk nasi dengan telapak tangan kiri dan angkat hingga sebatas dada, jangan diangkat terlalu dekat dengan mulut.
Gunakan sumpit saat menyantap nasi, jangan tusuk sumpit terlalu dalam. Jangan mengunyah dan menyantap nasi terlalu cepat dan terus menerus. Sebaiknya habiskan dulu makanan dalam mulut, baru menyuapkan nasi kembali. Jangan pernah menaruh hidangan lain di atas nasi. Santaplah nasi, baru santap hidangan lain dengan menggunakan sumpit juga.


TEH ATAU SAKE
Teh merupakan minuman yang wajib menyertai semua hidangan Jepang. Teh dituang ke dalam cawan kecil yang tidak bertelinga. Cara minum teh yang benar untuk wanita adalah dengan mengangkat cawan dengan tangan kanan dan menahan cawannya pada ujung-ujung jari tangan kiri.
Sedangkan untuk pria, cawan diangkat hanya dengan satu tangan saja. Cara lain adalah dengan mengangkat cawan dengan kedua tangan.


SUP
Menikmati semangkuk sup miso hangat yang benar adalah tidak menggunakan sendok, melainkan meminumnya langsung dari mulut mangkuk. Sebelum menghirupnya, gunakan sumpit untuk mengaduk sup. Letakkan kembali sumpit pada sandarannya. Lalu angkat mangkuk dengan kedua tangan dengan posisi tangan tidak menyentuh meja. Hirup kuah sup perlahan-lahan. Setelah kuah sup habis, gunakan kembali sumpit untuk mengambil isinya.

Mengangkat dan mendekatkan wadah makanan ke arah mulut berlaku untuk semua jenis makanan yang disajikan dalam mangkuk. Meski sup miso disajikan di awal, tidak berarti selalu disantap di awal. Bahkan ada yang disantap terakhir. Karena itu pula mangkuk sup miso dilengkapi dengan penutup, agar kehangatannya tetap terjaga. Saat membuka tutupnya, letakkan tutup mangkuk dalam posisi terlentang di atas meja. maksudnya, agar kebersihannya tetap terjaga jika sup tidak dihabiskan sekaligus.

Source : Cesarjapanese

Sopan Santun #1

Filosofi Itadakimasu dan Gochisousama deshita

頂ます | 戴きます – Itadakimasu – Ucapan ketika akan mulai makan / minum
Secara gramatik berarti “Saya menerima”. Ucapan “Itadakimasu” mengandung makna rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang telah berjasa, sehingga seseorang dapat menyantap suatu makanan / kadang termasuk minuman. Dalam bahasa Indonesia (termasuk dalam Dorama dan Anime) kata “Itadakimasu” sering diartikan menjadi “Selamat makan” atau “Saya makan”.

=======================================

ごちそうさまでした – Gochisousama deshita – Ucapan ketika selesai makan / minum

Kata ごちそう berarti “Hidangan yang lezat”. Gochisousama deshita diucapkan untuk berterimakasih kepada semua yang telah berjasa menyediakan makanan untuk kita. Kadang diartikan menjadi “Saya selesai makan” atau “Terimakasih atas makanannya”.

Ketika diajak pergi makan oleh orang lain, orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan gochisousama deshita berulang-ulang. Pertama ketika dia baru saja selesai makan. Kedua ketika mereka pulang dan akan berpisah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dan ketiga, adalah ketika mereka bertemu lagi keesokan harinya, atau beberapa hari setelah itu.

Hal tersebut adalah hal yang lazim, dan dianggap sebagai sebuah sopan santun

Source : Cesarjapanese